Analisis Saham Independen |
Posted: 15 Jul 2014 07:16 PM PDT
Dear
investor, seperti biasa setiap kuartal sekali, penulis membuat buku
elektronik (ebook, dengan format PDF) yang berisi kumpulan analisis (“Ebook Kuartalan”), yang kali ini didasarkan pada laporan keuangan (LK) para emiten periode Kuartal II 2014 (Q2 2014).
Ebook ini diharapkan akan menjadi panduan bagi anda untuk memilih saham
yang bagus untuk trading, investasi jangka menengah, dan panjang.
Seperti
ebook edisi sebelumnya, penulis akan bekerja sama dengan tim kecil
untuk melakukan screening/pemilihan saham untuk dimasukkan kedalam
ebooknya. Berikut adalah standar kriteria yang kami terapkan untuk
memilih saham-saham yang akan dibahas di ebook ini.
Ebook ini akan berisi analisis terhadap 30 buah saham pilihan, dan akan terbit pada hari Senin, tanggal 11 Agustus 2014. Anda bisa memperoleh ebook-nya dengan cara preorder disini.
Pekerjaan
rutin seorang investor adalah mempelajari kondisi pasar, melakukan
screening saham, menganalisis saham/perusahaan yang lolos screening
tersebut secara mendetail termasuk mempelajari prospeknya, kemudian
mengambil kesimpulan saham-saham mana saja yang layak beli, dan
sebaiknya beli di harga berapa. Dengan berlangganan ebook ini maka itu
seperti anda menyerahkan semua pekerjaan tersebut kepada TH &
Partners, sehingga anda kemudian tinggal membaca hasilnya saja. Dan
sudah tentu, anda sama sekali tidak perlu membayar mahal untuk itu.
Ebook ini terbit pertama kali pada September 2010, dan edisi kali ini merupakan edisi keenam belas. Bagi anda yang belum pernah berlangganan ebook ini sebelumnya, atau baru pertama kali mengunjungi teguhhidayat.com, boleh baca contoh-contoh analisis yang sudah pernah disajikan secara terbuka di website ini:
Sekali lagi, untuk keterangan lebih lanjut baca disini. Jika ada yang hendak ditanyakan bisa menghubungi Ms. Nury melalui Telp/SMS 081220445202 atau Pin BB 2850E045.
|
||||||||||||||||||||||||
Posted: 16 Jul 2014 02:28 AM PDT
Apa
yang terlintas di kepala anda ketika mendengar kata ‘Chitose’? Kalau
penulis sih, saya langsung teringat dengan kursi-kursi lipat yang suka
ada di acara-acara kondangan. Dan Chitose International (CINT) adalah memang merupakan perusahaan produsen kursi lipat (folding chair)
paling terkemuka di Indonesia. Namun pada saat ini CINT tidak hanya
membuat kursi lipat saja, melainkan membuat berbagai produk furniture
umum untuk dijual ke perusahaan event organizer (untuk mereka sewakan ke
acara pernikahan dll), gedung-gedung kantor, residensial, hotel,
restoran, sekolah, hingga rumah sakit. Untuk kedepannya perusahaan masih
memiliki sejumlah rencana pengembangan usaha, dimana kebutuhan dananya
diperoleh dari IPO-nya pada bulan Juni 2014 kemarin.
Sejarah
perusahaan dimulai pada tahun 1980, dimana Chitose Manufacturing Japan,
sebuah perusahaan kursi lipat asal Jepang, membuka pabrik pertamanya di
Indonesia (tepatnya di Cimahi) dibawah bendera PT Chitose Indonesia.
Dua puluh tahun kemudian yakni pada tahun 2000, terjadi perubahan
kepemilikan perusahaan dimana PT Chitose Indonesia diakuisisi oleh PT
Tritirta Inti Mandiri, sebuah perusahaan lokal yang juga merupakan
pemilik dari PT Trisula International (TRIS, perusahaan garment
asal Bandung), sehingga Chitose berubah status dari perusahaan Jepang
menjadi perusahaan lokal, namun nama Chitose tetap dipertahankan sebagai
nama perusahaan. Pada tahun-tahun berikutnya, perusahaan terus menjalin
hubungan kerja dengan perusahaan-perusahaan Jepang untuk membuat kursi
dan meja lipat serta untuk mengekspor produk-produk furniture ke Jepang.
Pada
tahun 2012, Chitose mengakuisisi lima perusahaan distributor yang
tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Denpasar, sehingga
perusahaan kini memiliki unit distributor sendiri (sebelumnya Chitose
selalu mendistribusikan produk-produknya melalui pihak ketiga). Pada
tahun 2013, PT Chitose Indonesia berubah nama menjadi PT Chitose
International, dan sukses go public setahun kemudian dengan CINT sebagai kode sahamnya.
Ada
beberapa hal yang membuat CINT sangat bisa dipertimbangkan untuk
investasi. Pertama, CINT merupakan pemimpin pasar di seluruh jenis
produk furniture-nya tanpa terkecuali, selain karena merk ‘Chitose’
merupakan merk kursi lipat paling populer di Indonesia. Berdasarkan data
dari lembaga riset Markplus, per tahun 2014, CINT memegang pangsa pasar
antara 24 – 38% (terbesar diantara semua kompetitornya) untuk
produk-produk kursi dan meja, baik yang bisa dilipat maupun tidak, yang
biasa digunakan oleh hotel, restoran, foodcourt, kantor, dan sekolah.
Kedua,
CINT mencatatkan track record pertumbuhan yang meyakinkan dalam tiga
belas tahun terakhir. Pada tahun 2001, atau setahun ketika manajemen
yang baru mengambil alih perusahaan, CINT hanya memproduksi 13 varian
kursi dan meja. Tapi sekarang? CINT sudah memiliki lebih dari 300 varian
produk! Dan kesemuanya sukses menjadi pemimpin di pasarnya
masing-masing. Kesuksesan ini terutama karena perusahaan mampu menjalin
hubungan baik dengan perusahaan-perusahaan Jepang dalam hal transfer
teknologi (untuk pembuatan kursi) dan juga memiliki pelanggan tetap di
Jepang sana. CINT juga sukses dalam hal memasarkan produk-produknya
hingga ke pelosok nusantara, dimana pada saat ini perusahaan memiliki
kantor-kantor pemasaran yang tersebar di 22 kota besar di Indonesia,
dari Medan sampai Jayapura. Jika itu belum cukup, maka sejak beberapa
tahun terakhir CINT juga memasarkan produk-produknya secara online,
dalam hal ini dengan bekerja sama dengan salah satu toko online termuka
di Indonesia, Rakuten (www.rakuten.co.id).
Nah, kalau dibandingkan dengan perusahaan furniture yang satunya lagi, yakni Gema Grahasarana (GEMA),
maka CINT memiliki keunggulan dalam hal produk-produknya bisa dibeli
secara online. Sementara kalau anda mau beli furniture merk Vivere (merk
furniture milik GEMA), maka anda harus datang ke gerai-nya. Harga dari
furniture yang dijual CINT juga lebih murah, sehingga pangsa pasarnya
otomatis lebih luas dan perputaran barangnya lebih cepat. Pada tahun
2013, CINT mencatatkan inventory turnover sebesar 7.2 kali, yang
itu artinya perusahaan bisa memutar persediaan produknya hingga lebih
dari tujuh kali dalam setahun. Dan untuk ukuran perusahaan manufaktur,
jujur saja, itu adalah angka turnover yang sangat baik.
Dan
yang ketiga, jika selama ini perusahaan hanya mengandalkan pabrik
satu-satunya yang berlokasi di Cimahi, maka kedepannya perusahaan akan
mendirikan satu lagi pabrik baru (masih di Cimahi) untuk menambah
kapasitas produksi, dimana kebutuhan dananya diperoleh dari IPO-nya
kemarin. Dari IPO-nya tersebut, CINT memperoleh dana sekitar Rp99
milyar, dimana itu sudah cukup untuk memenuhi semua kebutuhan pendirian
pabrik baru, mulai dari membeli lahan, konstruksi pabrik serta gudang,
pembelian mesin-mesin dan alat-alat berat, dan modal kerja.
Yang
menarik disini adalah, jika anda perhatikan, Rp99 milyar bukanlah dana
yang terlalu besar untuk ukuran perusahaan yang terdaftar di bursa saham
Indonesia. Jadi penulis pribadi cukup terkesan bahwa ‘hanya’ dengan
dana segitu perusahaan bisa mendirikan pabrik baru (jadi gak perlu
ngutang, sehingga neraca perusahaan praktis menjadi sehat), dan bahkan
masih ada sisanya untuk mendirikan ruang-ruang pamer (showroom) dengan konsep flagship shop (toko
khusus Chitose, dengan plang nama Chitose yang buessaaaar dan kelihatan
dari pinggir jalan) di kantor-kantor pemasaran milik perusahaan di
Jabodetabek dan Jawa Timur. Flagship shop ini tentunya diharapkan akan
semakin meningkatkan volume penjualan dari produk-produk yang dibuat
perusahaan.
Sudah
tentu, pabrik baru serta flagship shop tadi baru akan beroperasi nanti,
dalam hal ini tahun 2016, karena proses pembangunannya membutuhkan
waktu. Namun tanpa mengharapkan pabrik baru tersebut sekalipun, track
record pertumbuhan kinerja CINT dalam lima tahun terakhir cukup
mengesankan. Berikut datanya, angka dalam milyaran Rupiah. Perhatikan
nilai pendapatan CINT yang setiap tahunnya selalu jauh lebih besar
dibanding nilai ekuitas perusahaan:
Yang
perlu dicatat disini adalah, laba CINT senantiasa meningkat dalam lima
tahun terakhir ketika volume produksi kursi dan mejanya sama sekali
tidak bertambah. Pada tahun 2008, CINT memproduksi 1.22 juta unit
furniture berbagai jenis. Dan lima tahun kemudian yakni pada tahun 2013,
volume produksi tersebut malah turun sedikit menjadi 1.18 juta unit.
Hal ini karena satu-satunya pabrik milik perusahaan hanya memiliki
kapasitas produksi maksimal 1.3 juta unit per tahun.
Jadi
menarik untuk melihat nanti ketika CINT memperoleh tambahan kapasitas
produksi dari pabriknya yang baru, dimana jika ketika itu pasar
furniture masih bagus seperti saat ini, maka pendapatan serta laba
perusahaan seharusnya akan melonjak signifikan. Margin laba perusahaan
juga menjadi lebih baik sejak tahun 2012, setelah CINT memiliki
distributornya sendiri.
Okay, lalu bagaimana dengan sahamnya?
Pasca
IPO, nilai ekuitas CINT akan menjadi kurang lebih Rp280 milyar. Dengan
market cap Rp348 milyar pada harga Rp348 per lembar saham (jumlah saham
beredar perusahaan adalah persis 1 milyar lembar) maka CINT mencatat
PBV-nya adalah 1.2 kali. Actually, ini harga yang sangat murah
untuk perusahaan yang punya nama besar, memiliki perputaran bisnis yang
cepat (jadi gampang jualannya), dan memiliki rasio keuntungan yang
sangat besar (rata-rata ROE-nya diatas 25%). Penulis tidak tahu kenapa
kok CINT ini nggak terbang dan hanya naik sedikit setelah dia IPO-nya,
tapi yang jelas ini menjadi kesempatan bagi kita sebagai bargain hunter.
Satu-satunya
risiko yang mungkin anda tanggung kalau anda invest di CINT ini adalah
ketergantungan perusahaan terhadap baja jenis stainless steel untuk
bahan baku pembuatan kursi dan meja. Dan harus diakui, perusahaan
mencatatkan peningkatan keuntungan yang signifikan dalam dua tahun
terakhir karena harga baja itu sendiri sedang turun. Selain itu kalau
anda perhatikan saham GEMA sebagai sesama perusahaan furniture, maka
GEMA juga relatif murah tapi toh nggak naik-naik juga, selain sahamnya
sendiri tidak likuid (CINT juga kemungkinan tidak akan likuid).
However,
undervalue is undervalue. Seperti halnya GEMA yang, meski belum naik,
tapi juga sulit untuk turun karena sudah murah, maka demikian pula
halnya dengan CINT. Dan jika laporan keuangan terbaru CINT nanti masih
mencatatkan kinerja yang sama baiknya seperti periode sebelumnya, maka
sahamnya pun tidak akan butuh waktu lama untuk take off. We’ll see.
PT Chitose International, Tbk
Rating Kinerja pada 2013: AAA
Rating Saham pada 348: A
NB: Anda bisa men-download prospektus lengkap CINT disini.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar