Oleh Fiki Ariyanti
Posted: 29/11/2013 09:03
"Bagi saya perusahaan publik yang punya untung besar adalah mesin pencetak uang. Apalagi kalau setiap tahun potensi investasi saham semakin besar, maka semakin cepat emiten itu mencetak uang," ujar dia di Jakarta, seperti ditulis Jumat (29/11/2013).
Hong menyebut dirinya sebagai investor value karena Bapak Investasi ini kerap berhitung secara detail mengenai nilai saham sebuah perusahaan sebelum menanamkan modalnya. Hal tersebut dilakukan agar dia dapat memperoleh keuntungan maksimal.
"Saya selalu menghitung harga saham, jumlah saham maupun nilai intrinsik saham dari perusahaan publik. Menghitungnya harus hati-hati karena kalau salah harga maka tidak akan mendapatkan keuntungan dari situ," jelasnya.
Mengutip pernyataan miliarder dunia Warren Buffet, dia mengatakan, enam jam waktu pengusaha investasi asal AS itu digunakan untuk membaca dan dua jam untuk menelepon.
Sedangkan sisanya dipakai untuk berpikir. "Jika kita bisa seperti itu, maka kita akan dekat dengan kekayaan," tutur Hong.
Hong salah satunya berinvestasi pada perusahaan pakan ternak, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dengan harga saham yang masih berada di level Rp 800 per lembar.
"Saya tidak punya kantor. Setiap pagi, siang, sore dan malam, saya duduk di taman mengumpulkan berita-berita soal emiten, menggunting dan mem-filling artikel-artikel tersebut serta memelototi laporan keuangan perusahaan publik," tandas dia. (Fik/Nrm)
loading comment box