Pada
bulan Juni 1996, chairman Berkshire Hathaway, Warren Buffett, merilis
sebuah buku kecil berjudul ‘An Owner’s Manual’, yakni semacam buku
panduan bagi investor pemegang saham Berkshire. Buku tersebut berisi 13
plus 2 prinsip Berkshire dalam berbisnis, atau dalam hal ini:
Berinvestasi. Ketiga belas prinsip tersebut sudah diciptakan oleh
Buffett sejak tahun 1983, dan seluruhnya masih relevan hingga saat ini,
atau paling tidak seperti itulah yang dikatakan Buffett di Annual
Letter-nya yang terakhir, yakni edisi tahun 2013. Nah, disini penulis
akan mengajak anda untuk juga membaca prinsip-prinsip ala Buffett
tersebut, tentunya yang sudah saya terjemahkan dalam Bahasa Indonesia.
Okay, kita langsung saja:
Kepada Yth., para pemegang saham di Berkshire Hathaway
1.
Meskipun Berkshire Hathaway adalah sebuah korporasi, namun kami tetap
mengelolanya dengan gaya partnership/kemitraan. Saya dan Charlie Munger
menganggap bahwa para pemegang saham Berkshire merupakan mitra dalam
kapasitasnya sebagai pemilik perusahaan, sementara kami adalah mitra
dalam kapasitas kami sebagai pengelola sekaligus juga pemilik perusahaan
(karena kami juga memegang saham Berkshire dalam jumlah signifikan).
Kami tidak memandang Berkshire sebagai pemilik akhir dari aset-aset yang
dipegang perusahaan, melainkan hanya sebagai penyalur/perantara antara
pemegang saham Berkshire dengan aset-aset tersebut. Intinya, aset-aset
yang dipegang oleh Berkshire adalah merupakan milik anda sekalian
sebagai pemegang saham Berkshire Hathaway.
Saya
dan Charlie tidak ingin anda menganggap saham Berkshire sebagai
selembar kertas tanpa arti yang harganya naik turun setiap saat sesuai
mekanisme pasar, kemudian menjualnya hanya karena anda gugup ketika
terjadi peristiwa tertentu terkait ekonomi maupun politik. Kami berharap
bahwa anda bisa melihat diri anda sendiri sebagai salah seorang pemilik dari
aset-aset bisnis yang anda miliki melalui Berkshire, dan bahwa anda
akan menjadi pemilik dari aset-aset tersebut tidak hanya untuk saat ini
saja, melainkan untuk seterusnya, sama seperti anda memiliki dan tinggal
rumah atau apartemen secara bersama-sama dengan seluruh anggota
keluarga anda.
Sementara
kami sendiri tidak ingin melihat pemegang saham Berkshire sebagai
orang-orang yang hanya datang dan pergi hingga kami tidak pernah
mengenal mereka itu siapa. Kami berharap bahwa kami bermitra dengan
pemegang saham yang memiliki keyakinan bahwa partnership ini akan memberikan keuntungan jangka panjang hingga akhir hayat.
Volume
transaksi perdagangan saham Berkshire yang tidak likuid, sejauh ini
membuktikan bahwa sebagian besar pemegang saham Berkshire menyetujui
konsep kemitraan jangka panjang seperti yang sudah diuraikan diatas,
dimana para pemegang saham Berkshire tidak menjual sahamnya kembali.
Dan ketika seorang pemegang saham telah setuju untuk menjadi partner kami,
maka mereka harus memandang saham Berkshire dengan cara pandang yang
sama seperti ketika Berkshire memegang saham-saham perusahaan tertentu.
Sebagai pemegang saham minoritas dari, katakanlah, Coca Cola atau
American Express, kami menganggap Berkshire adalah merupakan partner non
pengendali di dua perusahaan yang luar biasa, dimana kami menilai
kesuksesan investasi kami (di dua perusahaan tersebut) bukan berdasarkan
pergerakan harga sahamnya dari bulan ke bulan, melainkan berdasarkan
perkembangan fundamental perusahaan dalam jangka panjang. Bahkan, kami
juga tidak peduli andaikata saham Coca Cola dan American Express sama
sekali tidak diperdagangkan di bursa selama bertahun-tahun.
Karena
kami memiliki ekspektasi jangka panjang terhadap kinerja perusahaan,
maka perubahan harga saham dalam jangka pendek sama sekali tidak berarti
apapun kecuali merupakan kesempatan untuk meningkatkan persentase
kepemilikan kami terhadap dua saham diatas, jika kebetulan harganya
atraktif alias murah.
2.
Sejalan dengan cara investasi kami, yakni dengan memandang perusahaan
sebagai milik kami sepenuhnya, maka sebagian besar para direktur di
Berkshire adalah juga merupakan pemegang saham Berkshire, dimana mereka
menempatkan sebagian besar dari harta kekayaan mereka disini. Jadi yah,
dalam berinvestasi, kami seperti menyantap masakan kami sendiri.
Charlie
dan keluarganya menempatkan lebih dari 80% harta kekayaan mereka di
saham Berkshire, sementara saya lebih dari 98%. Selain itu beberapa
anggota keluarga saya, seperti saudari dan sepupu, juga memegang saham
Berkshire dalam jumlah besar.
Saya
dan Charlie merasa nyaman dengan kebijakan ‘menempatkan hampir seluruh
telur hanya dalam satu keranjang’, yakni saham Berkshire Hathaway,
karena Berkshire sendiri memiliki banyak perusahaan-perusahaan bagus
yang bergerak di berbagai sektor. Malah, kami percaya bahwa Berkshire
Hathaway merupakan sebuah bisnis yang unik karena mampu memegang banyak
aset-aset/perusahaan yang bagus secara terdiversifikasi, baik sebagai
pemegang saham mayoritas maupun minoritas.
Saya dan Charlie tidak bisa menjanjikan anda keuntungan.
Namun, kami bisa menjamin bahwa pertumbuhan aset investasi anda akan
sejalan dengan pertumbuhan harta kekayaan kami sebagai sesama pemegang
saham Berkshire. Kami tidak tertarik dengan gaji besar, opsi saham, atau
apapun yang bisa menyebabkan kami memperoleh keuntungan lebih besar
dari yang anda terima. Lebih jauh, ketika saya melakukan sesuatu yang
bodoh, maka saya harap anda mengetahui secara persis bahwa kerugian
finansial yang anda derita adalah sama besarnya dengan kerugian
finansial yang kami alami.
3.
Visi Perusahaan: Dalam jangka panjang, tujuan kami adalah untuk
memaksimalkan angka pertumbuhan tahunan dari aset bersih Berkshire
Hathaway, berdasarkan pertumbuhan nilai intrinsik perusahaan. Kami tidak
mengukur kinerja Berkshire berdasarkan pertumbuhan aset perusahaan,
melainkan hanya berdasarkan pertumbuhan nilai intrinsik dari sahamnya.
Kami akan kecewa jika rata-rata pertumbuhan kami dari tahun ke tahun
lebih rendah dibanding rata-rata pertumbuhan perusahaan-perusahaan besar
di Amerika.
4.
Misi Perusahaan: Untuk mencapai tujuan kami diatas, kami memiliki dua
buah metode khusus. Yang pertama, kami secara langsung membeli/memiliki
perusahaan-perusahaan yang terdiversifikasi, yang mampu menghasilkan keuntungan tunaidan
secara konsisten mencatatkan nilai pengembalian modal (return of
capital) diatas rata-rata. Kedua, kami membeli perusahaan-perusahaan
tadi melalui anak-anak usaha kami di bidang asuransi. Jika ada
perusahaan bagus dan harganya cocok sehingga bisa dibeli, sementara unit
usaha asuransi kami juga sedang memegang uang cash, maka kami akan
membeli perusahaan tersebut.
Dalam
beberapa tahun terakhir kami telah mengakuisisi beberapa perusahaan
besar. Meskipun kedepannya mungkin akan ada tahun-tahun dimana akuisisi
tersebut belum akan menghasilkan apa-apa, namun kami berharap bahwa
investasi yang kami lakukan akan menghasilkan keuntungan yang signifikan
dalam satu atau dua dekade mendatang. Jika akuisisi-akuisisi yang kami
lakukan memberikan hasil yang sama baiknya dengan apa yang telah kami
lakukan di masa lalu, maka pemegang saham Berkshire juga akan
diuntungkan.
Tantangan terbesar bagi kami adalah bagaimana caranya agar kami mampu untuk terus menghasilkan ide dalam hal mengakuisisi perusahaan, sekaligus menghasilkan uang tunai untuk keperluan akuisisi tersebut. Terkait hal ini, kondisi dimana pasar saham sedang turun
akan memberikan kami tiga keuntungan. Pertama, akan ada banyak
saham-saham bagus yang dijual pada harga rendah. Kedua, unit-unit
asuransi kami juga akan dengan mudah menemukan saham bagus yang dijual
murah, atau menambah kepemilikan kami atas saham-saham yang sudah kami
pegang sebelumnya. Dan ketiga, beberapa perusahaan yang sahamnya kami
pegang secara minoritas, seperti Coca-Cola, adalah juga merupakan pembeli siaga
dari saham-saham mereka sendiri, dimana itu berarti mereka, dan juga
kami, akan diuntungkan dari meningkatnya persentase kepemilikan kami
atas perusahaan, dimana kami bisa melakukan itu (membeli saham Coca-Cola
di pasar) pada harga rendah.
Secara
umum, Berkshire dan juga para pemegang saham perusahaan akan
diuntungkan setiap kali terjadi penurunan indeks pasar saham, sama
seperti pelanggan toko sembako yang diuntungkan ketika harga beras
turun. Jadi ketika terjadi market crash, dan itu memang akan terus terjadi dari waktu ke waktu, maka jangan panik ataupun bersedih. Bagi Berkshire, itu adalah kabar bagus!
5.
Karena adanya batasan-batasan akibat faktor akuntansi, maka laporan
keuangan kami mungkin hanya menampilkan sedikit saja dari kinerja kami
yang sebenarnya. Karena alasan itulah, saya dan Charlie, baik sebagai
pemegang saham maupun fund manager di Berkshire, hampir sepenuhnya
mengabaikan angka-angka yang ditampilkan di laporan keuangan Berkshire.
Meski demikian kami juga melaporkan kepada anda mengenai kinerja dan
perolehan laba bersih dari perusahaan-perusahaan yang kami miliki, dan
kami berharap bahwa hal tersebut dapat membantu anda dalam membuat
penilaian terhadap kinerja investasi kami.
Singkatnya,
melalui annual letter, kami setiap tahunnya akan selalu memberi kabar
kepada anda tentang angka-angka dan informasi lain yang kami anggap
penting. Saya dan Charlie sangat memperhatikan perkembangan bisnis dari
perusahaan-perusahaan yang kami miliki, termasuk memperhatikan
lingkungan/sektor dimana perusahaan kami beroperasi. Contohnya: Apakah
perusahaan kami berada dalam posisi sebagai perintis di industrinya,
ataukah cuma ikut-ikutan perusahaan lain yang sudah lebih dulu sukses? Saya
dan Charlie perlu mengetahui dalam situasi yang mana perusahaan kami
berada, untuk kemudian menyesuaikan ekspektasi kami terhadap pertumbuhan
perusahaan perusahaan. Dan ketika kami memperoleh kesimpulan terkait
hal ini, maka kami akan menyampaikannya kepada anda.
Sejauh ini, sebagian besar dari perusahaan-perusahaan yang kami beli telah mencatat kinerja yang lebih baik dibanding ekspektasi.
Tapi tentu, terkadang kami juga harus menghadapi kekecewaan. Dan kami
berusaha untuk menyampaikan seluruh pengalaman investasi kami kepada
anda, baik pengalaman yang baik maupun buruk, secara terbuka dan sejujur
mungkin.
6.
Faktor akuntansi tidak berpengaruh terhadap kinerja operasional kami
maupun jumlah alokasi dana dalam setiap pembelian saham. Untuk dua buah
perusahaan yang dijual pada harga yang sama, kami lebih suka
mengakuisisi perusahaan yang melaporkan laba US$ 2 per saham, meskipun laba tersebut tidak atau belum tercermin di laporan keuangan,
ketimbang perusahaan yang melaporkan laba US$ 1 per saham di laporan
keuangannya. Kami harus melakukan ini karena seringkali sebuah
perusahaan, meski pada harga yang semurah-murahnya, namun tetap dijual
pada harga dua kali lipat nilai aset bersih perusahaannya (PBV-nya 2 kali).
Namun kami berharap bahwa setelah beberapa waktu tertentu, laba bersih
perusahaan yang belum terlapor dalam laporan keuangan perusahaan pada
akhirnya nanti akan terlapor juga, dan bahwa nilai aset bersih
perusahaan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya akumulasi
laba perusahaan (dalam bentuk saldo laba).
Kami
telah belajar dari pengalaman bahwa laba bersih yang belum tercermin di
laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang kami miliki, secara
keseluruhan, adalah sama menguntungkannya dengan laba bersih yang sudah
diterima perusahaan tersebut. Hal ini adalah karena
perusahaan-perusahaan kami bergerak di bidang usaha yang luar biasa baik dan mudah dipahami,
dimana mereka dapat memberdayakan modal yang mereka miliki secara
maksimal, entah itu dengan cara mendirikan pabrik dll, atau untuk
membeli kembali saham mereka di pasar (buy back).
Sudah tentu,
tidak semua keputusan investasi yang kami lakukan sukses menghasilkan
keuntungan, dimana ada juga perusahaan kami yang gagal mencetak laba,
padahal kami membelinya pada harga yang lebih tinggi dari nilai buku
perusahaan (PBV-nya lebih dari 1 kali). Namun secara keseluruhan kami
memperoleh keuntungan lebih dari satu Dollar untuk setiap Dollar yang
kami keluarkan (untuk membeli saham perusahaan).
7.
Kami menggunakan hutang secara hati-hati. Ketika kami meminjam sejumlah
dana entah itu ke bank atau lainnya, maka kami berusaha untuk
memperoleh pinjaman jangka panjang dengan tingkat bunga yang tetap. Jika
kami menemukan peluang investasi namun kami tidak memiliki dana, maka
kami akan memilih untuk mengabaikan peluang tersebut ketimbang membuat
neraca Berkshire menjadi dipenuhi oleh hutang. Metode konservatif ini
telah membatasi kinerja investasi kami selama ini, namun hanya dengan
cara inilah kami bisa tidur tenang di malam hari.
Metode
perhitungan keuangan yang saya dan Charlie lakukan tidak memungkinkan
kami untuk mencoba meraih keuntungan ekstra sebanyak sekian persen dari
investasi kami dalam waktu semalam. Saya tidak mau mengambil risiko
dan mempertaruhkan apa yang kami punya, untuk mengejar sesuatu yang
sejak awal tidak kami miliki dan juga tidak kami butuhkan.
Selain
itu, Berkshire memiliki akses ke dua sumber dana murah, yang
memungkinkan kami untuk memiliki lebih banyak aset ketimbang modal yang
tersedia, yakni: pajak tangguhan, dan ‘float’, yaitu premi yang dibayarkan oleh para nasabah di perusahaan-perusahaan asuransi kami,
yang belum dibayarkan ke mereka kembali karena mereka belum mengajukan
klaim kerugian. Jumlah dana yang tersedia di dua sumber tersebut terus
meningkat tajam dari tahun ke tahun, dan saat ini nilainya sudah
mencapai US$ 135 milyar.
Lebih
baik lagi, dana yang berasal dari dua sumber tadi nyaris bebas biaya.
Pajak tangguhan tidak menanggung beban bunga, dan selama kami bisa
menutup beban underwriting dalam bisnis asuransi kami, maka biaya
untuk dana yang berasal dari ‘float’ juga nol. Sementara jika kami
memiliki hutang, maka itu adalah hutang-hutang yang tanpa syarat dan
juga tanpa tanggal jatuh tempo. Alhasil, semua ini memberikan kami
peluang untuk membeli lebih banyak saham/perusahaan, sekaligus
menawarkan risiko yang sangat rendah jika ternyata kami keliru dalam
membeli saham-saham tertentu.
8. ‘Daftar keinginan’ para direktur/manajer di Berkshire tidak akan menjadi bagian dari biaya perusahaan.
Saya
dan Charlie hanya tertarik untuk mengakuisisi perusahaan, dan terus
meningkatkan nilai intrinsik dari saham Berkshire. Sementara bayaran
yang kami terima sebagai pengelola perusahaan, sampai kapanpun, tidak
akan sampai menyebabkan penurunan dari nilai aset bersih Berkshire.
9.
Kami senantiasa mengecek hasil kinerja investasi kami secara berkala
dari waktu ke waktu. Kami terus menguji hipotesa tentang apakah kami memperoleh aset senilai minimal US$ 1 untuk setiap US$ 1 yang kami keluarkan (untuk membeli saham). Hingga saat ini, hipotesa tersebut masih berlaku.
10.
Kami akan menerbitkan saham baru hanya jika kami bisa memperoleh nilai
dana yang setara dengan nilai saham yang kami berikan kepada pemegang
saham. Dan peraturan ini berlaku untuk semua kegiatan bisnis kami, tidak
hanya ketika kami melakukan merger, penawaran saham ke publik, tapi
juga ketika kami mengkonversi kewajiban menjadi saham, mengeksekusi opsi
saham, dan seterusnya.
11.
Terlepas dari kenaikan atau penurunan harga sahamnya di pasar, kami
sama sekali tidak pernah tertarik untuk menjual perusahaan bagus yang
dimiliki oleh Berkshire, bahkan meski ini berarti bahwa kinerja keuangan
kami bisa terganggu ketika harga-harga saham turun. Kami juga tidak
berminat untuk menjual anak-anak usaha yang dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan yang kami pegang, selama anak-anak usaha tersebut
mampu menghasilkan keuntungan tunai, dan selama para manajer serta
pekerja disana bekerja dengan baik.
Kami
selalu menghindari metode investasi dengan cara berpindah-pindah dari
memegang satu perusahaan ke perusahaan lain. Memang, pada pertengahan
tahun 1980-an lalu, kami pada akhirnya menutup bisnis tekstil yang
dimiliki oleh Berkshire setelah kami berjuang untuk membuatnya
menguntungkan (dan akhirnya tetap gagal) selama 20 tahun. Namun kami
lebih suka berupaya untuk membantu manajemen perusahaan jika perusahaan
itu tidak mampu menghasilkan keuntungan, ketimbang segera menjualnya.
Kebijakan ini, pada akhirnya dalam jangka panjang tetap menguntungkan
bagi Berkshire.
12.
Kami akan senantiasa jujur dalam setiap pelaporan tentang kinerja
investasi kami. Kami juga percaya bahwa keterus terangan akan
menguntungkan kami sebagai pengelola perusahaan: Para CEO yang mencoba
menyesatkan seseorang dengan informasi yang keliru, pada akhirnya dia
akan menyesatkan dirinya sendiri.
13.
Meski kami berusaha untuk jujur dan terbuka, namun informasi mengenai
kegiatan kami dalam membeli atau menjual saham-saham tertentu hanya akan
disampaikan sebatas yang diperintahkan oleh hukum pasar modal Amerika
(karena Berkshire adalah perusahaan publik). Sebab, ide investasi (ide
untuk membeli saham/perusahaan tertentu) merupakan sesuatu yang langka
dan berharga. Karena itulah kami jarang mau bicara soal saham-saham apa
saja yang akan kami beli, meski pada waktu-waktu tertentu kami tentu
bersedia untuk membicarakannya. Kebijakan ‘tutup mulut’ ini juga berlaku
untuk saham-saham yang kami jual (karena mungkin kami akan membelinya
kembali), atau saham-saham yang beredar rumor bahwa kami akan
membelinya. Jika beredar rumor bahwa kami akan membeli saham A, atau
menjual saham B, maka kami akan menjawabnya: ‘No comment!’, dan itu
adalah jawaban terakhir yang akan kami berikan.
Meski
kami akan sebisa mungkin tutup mulut soal rencana kami untuk membeli
atau menjual saham tertentu, namun kami terbuka untuk berbicara soal
metode dan filosofi investasi kami. Selama ini saya telah sangat
diuntungkan oleh kemurah hatian Ben Graham, guru terbesar sepanjang
sejarah dunia keuangan, yang telah mengajarkan kepada saya tentang value
investing. Dan saya merasa bahwa tidak ada ruginya jika saya
menyampaikan kembali kepada orang-orang tentang apa yang sudah saya
pelajari dari beliau, bahkan jika itu menyebabkan munculnya
investor-investor handal yang bisa menjadi pesaing bagi Berkshire dimasa
depan, seperti yang memang pernah terjadi pada diri Ben Graham sendiri
dimana seluruh murid-muridnya (termasuk saya) mendirikan perusahaan
investasi milik mereka masing-masing.
14.
Sedapat mungkin, kami berharap bahwa setiap pemegang saham Berkshire
menghasilkan keuntungan atau kerugian, terhitung sejak ia membeli saham
perusahaan, yang sejalan dengan kenaikan atau penurunan nilai intrinsik
perusahaan pada rentang waktu yang sama. Karena itulah, saya dan Charlie
berharap bahwa harga saham Berkshire di market akan senantiasa setara
atau mencerminkan nilai intrinsiknya, alias nilai wajarnya, tidak
kurang (undervalue) dan tidak lebih (overvalue). Kami lebih suka
melihat saham Berkshire berada pada level harga yang memang seharusnya,
ketimbang pada level yang terlalu tinggi. Sudah tentu, saya dan Charlie
tidak bisa mengendalikan pergerakan harga saham Berkshire di pasar.
Namun melalui berbagai kebijakan serta komunikasi yang kami lakukan dengan para pemegang saham, kami berharap bahwa hal itu akan membuat harga saham Berkshire menjadi stabil di level wajarnya, dan tidak volatile.
Kebijakan
kami ini mungkin terdengar tidak menyenangkan bagi sebagian pemegang
saham Berkshire, terutama mereka yang berharap bisa membeli saham
Berkshire di harga rendah, kemudian menjualnya di harga tinggi. Namun
kami berharap bahwa hal ini bisa menarik minat dari para investor untuk
berinvestasi jangka panjang di saham Berkshire, dimana mereka akan
diuntungkan dari perkembangan/pertumbuhan perusahaan dalam jangka
panjang, dan bukannya malah dirugikan gara-gara keliru membeli saham
Berkshire pada harga yang terlalu tinggi.
15.
Kami secara rutin membandingkan kinerja investasi kami, yakni
peningkatan nilai buku per saham Berkshire setiap tahunnya, dengan
kenaikan/penurunan indeks S&P 500 di tahun yang sama. Setelah waktu
tertentu, kami berharap bahwa rata-rata kinerja tahunan kami lebih baik
dibanding rata-rata kinerja S&P 500. Jika tidak, lalu ngapain juga
anda harus berinvestasi di Berkshire? Namun selama 49 tahun terakhir,
kami memiliki tahun-tahun tertentu dimana kinerja kami lebih rendah
dibanding kinerja indeks, dan itu tidak bisa dihindari. Hingga saat ini,
kami masih terus berharap bahwa kinerja kami akan mengalahkan indeks
pada tahun-tahun dimana pasar bergerak stagnan atau turun, dan akan
tampak biasa-biasa saja pada tahun-tahun dimana pasar bergerak naik
secara signifikan.
Warren E. Buffett,
28 Februari 2014
Well,
so what do you think? Kalau menurut penulis sendiri, beberapa prinsip
investasi Buffett diatas bisa kita tiru, namun beberapa lagi tidak.
Contohnya, penulis tidak akan bisa menggunakan uang ‘float’, karena saya
nggak memiliki perusahaan asuransi. However, mudah-mudahan ketiga belas
prinsip diatas bisa menjadi panduan anda dalam berinvestasi di pasar
saham. Ingat sekali lagi bahwa yang menulis prinsip-prinsip diatas
adalah Warren Buffett sendiri, dan bukan orang lain yang menulis buku
berdasarkan ‘menurut Warren Buffett’ atau semacamnya.
Catatan: Penulis
belum memperoleh izin dari manajemen Berkshire Hathaway untuk meng-copy
paste tulisan diatas ke dalam Bahasa Indonesia, karena bingung juga
bagaimana cara minta izinnya. Meski demikian penulis yakin bahwa mereka
tidak akan keberatan karena ini adalah untuk kepentingan bersama. Tapi
jika nanti terjadi sesuatu maka mungkin artikel ini akan dihapus.