Rabu, 19 Maret 2014

Mengenal Saham-Saham 'Jackpot'

Penulis membuat buku yang berisi kumpulan analisis fundamental terhadap saham-saham pilihan, berdasarkan kinerja laporan keuangan mereka di Kuartal IV 2013 (update), dan anda bisa memperolehnya disini.

Sekitar dua tahun terakhir ini penulis menemukan fakta menarik di pasar, dimana ada beberapa saham yang secara fundamental bagus, valuasinya juga wajar atau bahkan murah, namun pergerakannya terkesan sangat lamban. Dalam beberapa bulan, saham-saham ini terkadang hanya mondar mandir disitu-situ saja, misalnya jika pada awal Januari dia berada di posisi 1,000, maka pada akhir Juni dia masih di posisi 1,000-an tersebut. Tapi pada waktu-waktu lainnya saham ini seringkali tiba-tiba saja naik signifikan, mungkin sampai 2,000 atau 2,500 hanya dalam satu atau dua bulan, sebelum kemudian balik lagi ke 1,000. Nah, ketika terjadi kenaikan dramatis inilah, seorang investor yang sudah memegang saham tersebut di harga 1,000 boleh dikatakan telah memperoleh jackpot.

Namun anda jangan bayangkan bahwa ‘jackpot’ tersebut bisa terjadi setiap hari. Terkadang si investor harus menunggu cukup lama, bisa sampai berbulan-bulan, hanya untuk memperoleh satu kali jackpot dalam setahun. Beberapa yang beruntung mungkin bisa memperoleh jackpot tersebut secara cepat, dimana ia membeli saham pada hari Senin, dan pada hari Selasanya saham tersebut langsung naik. Tapi beberapa lainnya mungkin harus menunggu sampai berbulan-bulan, terkadang dengan digoyang-goyang dulu selama perjalanan beberapa bulan tersebut (sahamnya sempat turun dulu).
Tapi intinya ketika jackpot itu diperoleh, maka gain yang diperoleh bisa sangat signifikan, mungkin bisa mencapai 50% atau lebih. So, katakanlah anda hanya satu kali memperoleh 50% tersebut dalam satu tahun, maka itu sudah lumayan toh? Dan juga sudah sangat jauh diatas rata-rata pasar. Sebab kenaikan IHSG sendiri kalau dirata-ratakan nggak sampai 15% per tahun.
Anyway, kunci utama dari investasi di saham-saham jackpot ini adalah bahwa anda harus tahu bahwa dia tidak akan turun lagi dibanding harga dimana anda membelinya. Atau kalaupun dia turun, maka cepat atau lambat akan naik lagi. Dan sebuah saham hanya tidak akan turun lagi jika kualitas kinerjanya minimal cukup baik serta konsisten dalam jangka panjang, sementara valuasinya pun sudah sangat rendah, baik secara relatif (dilihat dari PER), maupun absolut (PBV-nya kurang dari 1 kali).
Nah, ketika sebuah saham sudah tidak bisa turun lebih rendah lagi, maka artinya apa? Artinya, sewaktu-waktu dia bisa naik. Anda tidak akan pernah tahu kapan saham itu akan naik, tapi yang penting, anda tahu bahwa saham itu akan naik.
Lho, memangnya ada saham-saham yang seperti itu? Yup, ada! Berikut adalah tiga saham ‘jackpot’ versi penulis, tapi mungkin anda sudah mengetahuinya:
1. Ekadharma International (EKAD, pernah penulis bahas disini)
2. Gema Grahasarana (GEMA)
3. Multi Indocitra (MICE)
Agar sistematis, berikut adalah poin-poin analisis dari ketiga saham diatas, dan kenapa mereka bisa disebut sebagai saham jackpot.
1. Ketiga perusahaan bermain di industri yang sederhana dan mudah. EKAD adalah perusahaan produsen pita perekat merk ‘Daimaru’, GEMA perusahaan jasa interior design dan produsen produk-produk furniture dengan merk ‘Vivere’, dan MICE adalah produsen perlengkapan bayi merk ‘Pigeon’. Khusus untuk EKAD dan MICE, penulis menilai bahwa kedua perusahaan tersebut memproduksi produk jenis consumer, yang dibutuhkan secara terus menerus oleh orang banyak, dan itu tentu bagus. Sementara untuk GEMA, meski produknya tidak dibeli orang setiap hari, perkembangan usahanya dalam beberapa tahun terakhir ini tampak cukup mengesankan, kemungkinan karena didorong oleh meningkatnya selera masyarakat perkotaan akan tampilan interior rumah, kantor, dan apartemen yang lebih baik.
2. Ketiga perusahaan memiliki brand yang cukup kuat untuk produknya masing-masing. Anda mungkin juga sudah cukup hafal dengan merk Vivere dan Pigeon. Kalau Daimaru, well penulis sendiri kalau beli lakban gak pernah liat merk-nya, tapi kalau gak salah lakban yang dijual di Ace Hardware, itu memang merk-nya Daimaru.

Koleksi produk peralatan bayi 'Pigeon'
3. Ketiga perusahaan fokus pada industrinya masing-masing, sehingga mereka merupakan ekspertise yang sudah sangat berpengalaman di bidangnya masing-masing. Jadi EKAD ya hanya bikin lakban saja, dan gak pernah coba-coba akuisisi tambang batubara, misalnya. Untuk MICE, perusahaan juga memang sedang mencoba peruntungan di lampu hemat energi dengan merk ‘Hori’, namun sejauh ini hal itu tidak mengganggu bisnis inti perusahaan.
4. Ketiga perusahaan beroperasi dengan konservatif, running business as it is. Mereka hanya membuat produk, kemudian menjualnya, that’s it, tanpa right issue, menerbitkan obligasi, atau semacamnya. Mereka juga hampir nggak punya utang, dimana DER EKAD dan MICE masing-masing dibawah 1 kali. Tapi memang untuk GEMA utangnya agak lumayan.
5. Ketiga perusahaan dikelola oleh tim manajemen yang berpihak kepada investor, itu bisa dilihat dari: 1. Perusahaan rutin membagikan dividen setiap tahun, 2. Perusahaan rutin melakukan pengembangan kegiatan usaha dengan cara-cara yang wajar dan tidak berlebihan, misalnya mendirikan pabrik baru, membuka gerai baru, hingga menciptakan variasi produk baru, dan 3. Sampai saat ini saya belum pernah mendengar berita bahwa RUPS yang diselenggarakan oleh EKAD, MICE, dan GEMA, menjadi batal gara-gara nggak kuorum, kemudian para investor yang hadir menjadi mengamuk dan rusuh macam kalah pertandingan sepakbola, if you know what I mean.
And by the way, untuk mengetahui lebih detail tentang ciri-ciri manajemen yang baik dan berpihak kepada investor, anda bisa baca artikelnya disini. Okay, lanjut!
6. Ketiga perusahaan memiliki kinerja jangka panjang yang cukup baik serta konsisten. Pada periode laporan keuangan terbaru (Kuartal III 2013), laba MICE serta GEMA memang sedikit turun. Tapi dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan mereka baik dari sisi kenaikan modal bersih, pendapatan, serta laba bersih, semuanya tampak cukup baik. Anda bisa membaca datanya di masing-masing laporan tahunan terakhir milik perusahaan.
7. Ketiga perusahaan memiliki rasio lancar yang bagus, dimana aset lancar mereka lebih besar secara signifikan dibanding aset tidak lancar. Ini artinya jika terjadi sesuatu yang buruk pada perusahaan (perusahaannya bangkrut), maka aset-asetnya akan bisa dengan mudah dilikudasi. Asset turnover alias rasio perputaran aset mereka juga bagus, dimana nilai pendapatan MICE, GEMA, dan EKAD dalam satu tahun biasanya sudah lebih besar dari nilai total aset perusahaan. Sekedar catatan, dua kriteria ini biasanya hanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan consumer, dan perusahaan pakan ayam (CPIN dan saudara-saudaranya).
8. Ketiga perusahaan memiliki kualitas kinerja yang secara umum cukup baik, meski tidak bisa disebut sangat baik. Kecuali MICE, baik EKAD maupun GEMA memiliki rasio profitabilitas yang lumayan, dengan ROE dikisaran 20%. Kalau diurutkan berdasarkan kualitas kinerjanya di Kuartal III 2013, maka saham dengan fundamental terbaik adalah EKAD, disusul GEMA, dan terakhir MICE. Entah kebetulan atau tidak, valuasi saham EKAD pada saat ini adalah juga yang paling tinggi diantara ketiganya, sementara MICE adalah yang terendah. Selengkapnya bisa dilihat di tabel dibawah ini:
Nah, diluar kedelapan poin diatas, faktor yang paling menarik dari EKAD, GEMA, dan juga MICE, adalah valuasinya yang rendah, atau bahkan sangat rendah jika dibandingkan dengan rata-rata valuasi dari seluruh saham di bursa. Berikut datanya, harga saham adalah harga penutupan tanggal 20 Desember 2013:
Stocks
Price (Rp)
PER (x)
PBV (x)
Dividend Yield (%)
EKAD
390
6.2
1.2
2.1
GEMA
460
4.7
0.9
6.7
MICE
400
7.9
0.7
3.8
Faktor valuasi yang rendah inilah yang membuat ketiga saham diatas, kecuali terjadi peristiwa luar biasa terkait perusahaannya, atau pasar saham itu sendiri hancur lebur seperti tahun 1998 dan 2008 lalu, sangat kecil risikonya untuk turun signifikan dibanding posisi harganya pada saat ini. Sebab ketiga perusahaan diatas masih beroperasi dengan normal, masih menghasilkan laba, dan ekuitasnya juga masih terus bertumbuh. Maksud penulis, terkadang ada beberapa kasus dimana harga dan valuasi sebuah saham bisa menjadi sangat rendah, atau bahkan jauh lebih rendah dibanding nilai riil aset-asetnya (PBV-nya jauh lebih rendah dari 1 kali, mungkin hanya 0.5 kali atau bahkan lebih rendah lagi), karena kinerja perusahaannya buruk, perusahaan sedang terlilit utang besar yang tidak mampu mereka bayar, atau sektor usahanya sendiri sedang dilanda isu negatif.
Tapi untuk ketiga perusahaan yang sahamnya sedang kita bahas disini, faktor-faktor tersebut sama sekali tidak ada. Jadi mereka memang beneran saham murah, bukan murahan.
Okay, lalu bagaimana ceritanya ketiga saham diatas bisa disebut sebagai saham jackpot? Well, itu karena kalau anda perhatikan, baik saham EKAD, GEMA, maupun MICE, pada waktu-waktu tertentu bisa saja melejit secara tiba-tiba. Jika anda tidak percaya maka lihat saja chart harganya dalam 1 – 2 tahun terakhir, bisa di Yahoo Finance ataupun software trading anda. Kasus ‘jackpot’ terakhir adalah GEMA, dimana saham ini pada Juni 2013 lalu sempat tiba-tiba saja melejit sampai posisi 790, setelah sebelumnya hanya mondar-mandir saja di rentang 450 – 500. Sementara jackpot terakhir yang dialami MICE terjadi pada April 2013, dimana sahamnya naik dari 450 ke 860, alias nyaris 100%, sebelum kemudian turun lagi ke posisi sekarang. Bagaimana dengan EKAD? Silahkan anda cek sendiri.
Namun ada satu hal menarik yang penulis perhatikan dari fenomena jackpot ini, yakni: Ketiga saham tersebut biasanya mendadak populer dan banyak dibicarakan orang setelah harganya naik. Termasuk biasanya ketika itulah orang-orang baru sadar bahwa ini barang bagus, sehingga mereka kemudian beramai-ramai masuk di harga atas. Tapi ketika harganya lagi dibawah seperti sekarang? Gak ada yang ngomongin satu pun, termasuk mungkin gak ada yang berminat untuk membelinya. Padahal kalau berdasarkan kaidah value investing, justru saat inilah waktu yang tepat untuk masuk, kemudian jualnya nanti ketika ‘jackpot’ itu terjadi. Bukan sebaliknya!
Tapi apapun itu, fenomana ini sekaligus membuktikan bahwa anda tidak perlu khawatir untuk berinvestasi di saham-saham seperti ini hanya karena volume transaksi perdagangannya tidak likuid. Sebab ketika saham-saham ini pada akhirnya naik juga, maka anda akan bisa keluar alias merealisasikan keuntungan dengan mudah, karena akan ada banyak orang yang menampung barang yang anda lempar. Kemungkinan hal ini pula yang menyebabkan Lo Kheng Hong tidak ragu untuk membeli saham Petrosea (PTRO) hingga puluhan juta lembar meski saham PTRO itu sendiri relatif tidak likuid dengan rata-rata volume transaksi hanya 1.5 juta lembar per hari. Sebab ketika nanti PTRO ini pada akhirnya naik juga, maka ia tidak akan mengalami kesulitan untuk melepas barang, karena akan ada banyak orang yang dengan suka rela menampungnya.
However, masalah terbesar dalam berinvestasi di saham-saham seperti ini, seperti yang sudah disebut diatas, adalah kita nggak tahu kapan mereka akan naik, bahkan jika anda adalah Papah Lauren atau Ki Kusumo. Kita nggak tahu kapan jackpot itu akan terjadi, bisa besok, minggu depan, bulan depan, atau bahkan tahun depan. Jadi jika anda termasuk yang kurang beruntung, maka mungkin anda bakal menunggu sangat lamaaa ketika memegang salah satu dari tiga saham diatas (lama disini untuk ukuran trader ya). Dan bukan tidak mungkin pula ketika anda akhirnya menyerah dan keluar, eeeh tak lama kemudian saham itu malah beneran naik! Penulis mengatakan ini sebab jujur saja, penulis pernah mengalaminya di MICE dulu, dimana penulis tidak kebagian jackpot yang terjadi para April kemarin, padahal baru menunggu selama dua bulan. Anyway, tidak pernah ada kata terlambat untuk mencobanya lagi bukan?
Okay, I think that is enough, selanjutnya akan kita bahas lagi minggu depan. Anda punya ide saham-saham lain yang cocok untuk investasi maupun trading? Anda bisa menyampaikannya melalui kolom komentar dibawah.

NB: Penulis
menulis buku pendek berjudul ‘Superinvestor’, yang memuat seminar Warren Buffett tentang value investing. Anda bisa memperolehnya disini.

Contact Us

Teguh Hidayat & Partners
Telp/SMS: 081220445202 (Ms. Nury)
Pin BB: 2850E045 (Ms. Nury)

Follow me on
Twitter:

Selasa, 18 Maret 2014

Here's Where Australia's High Net Worth Individuals Are Investing Their Cash

GETTY
Australia’s high net worth indivduals, those with $1 million or more to invest, are growing in number and have started changing tactics.
The Investment Trends 2013 High Net Worth Investor (HNW) Report shows the number of high net worth investors in Australia jumped 8% to 400,000 in 2013 from 370,000 in 2012.
They collectively hold nearly $1.4 trillion in investable assets.
And these high end investors have started reinvesting their cash reserves.
In 2013, the big investors allocated a larger proportion of their funds into direct listed shares and less into cash and term deposits compared to 2012.
“We find HNW investors to be leading indicators for what the general investor population will do,” said Investment Trends Senior Analyst Uwe Helmes.
“While the general population continued to accumulate cash reserves in 2013, according to RBA figures, HNW investors were ahead of the curve with a quarter of them already in the process of re-investing their excess cash.”
The proportion of assets invested in cash and term deposits declined in 2013 for the first time since 2009 (from 20% to 16%).
They allocated a larger proportion of their assets into direct shares (from 26% to 32%) to levels last seen in 2010.
This was driven by both more high net worth investors going into direct shares (90%, up from 85%) and a rise in the average amount invested ($1.15 million among those investing in direct shares, up from $950,000 in November 2012).
With the improvement in confidence, the momentum towards defensive assets observed over the previous four years is finally reversing.
Since 2008, an increasing proportion of high net worth investors have been investing for income, while fewer have been chasing capital gains. This remains the case but some appetite for capital growth is returning.
Global investment exposure has increased with considerable additional interest in North America
“Wealthy investors are showing increasing interest in investing globally,” said Uwe Helmes.
“Half of all high net worth investors have some form of international investment, up from just 40 per cent in 2009. In particular, interest in the United States and more broadly North America has increased over the last couple of years, with 8 per cent of HNW investors intending to start investing there over the next 12 months.”
Investment Trends surveyed 2,459 Australian high net worth investors, who collectively hold nearly $8 billion in investable assets, including 100 ultra-high net worth investors with more than $10 million to invest.
This chart shows the increasing number of high net worth investors in Australia:

Rabu, 05 Maret 2014

Kaya dari Dividen Saham

1. Folorunsho Alakija
Jumlah kekayaannya US$2,5 miliar. Wanita asal Nigeria ini jadi kaya atas usahanya sendiri dan bukan dari bisnis warisan. Dia adalah putri dari seorang ayah yang memiliki delapan istri dan 52 anak. Alakija menjadi miliarder perempuan pertama di Nigeria berkat kepemilikan saham di salah satu perusahaan penghasil minyak.

Resign dari karier pertama yang dijalaninya yakni bekerja sebagai sekretaris di salah satu bank Nigeria pada 1970, Alakija belajar desain fashion di Inggris.

Dia kemudian mendirikan Supreme Stitches, label fashion Nigeria yang khusus melayani kelas atas, termasuk Maryam Babangida, istri mantan presiden militer Nigeria, Ibrahim Babangida.

Alakija mendapat lisensi prospektif minyak seluas 620.000 hektare pada 1993. Alakija lalu meminta Texaco untuk menilai potensi kandungan minyak di tempat tersebut. Tiga tahun kemudian dia mendirikan Famfa Oil. Perusahaan minyak ini masuk dalam OML 27, salah satu blok minyak paling produktif di Nigeria. Dia diketahui memiliki 60 persen saham Famfa Oil.
2. Denise Coates

Jumlah kekayaan yang diusahakan sendiri sebesar US$1,6 miliar. Saat masih sekolah, Coates bekerja sebagai kasir di toko milik ayahnya.

Setelah selesai sekolah, dia dilatih untuk menjadi akuntan. Dia lalu mengakuisisi beberapa toko, berapa tahun kemudian dia menjualnya.

Suatu hari dia melihat keberhasilan bisnis judi online, dia pun mengarahkan keluarganya untuk beralih ke situ. Pada tahun 2000 dia membeli domain Bet365.com dan meluncurkan situs judi online pada Maret 2001.

Saat ini dia menjadi CEO dan pemegang saham terbesar di Bet365.com, situs judi online. Perusahaan itu dia bentuk bersama kakaknya, John.

Tahun lalu, penjualan judi online itu mencapai US$1,6 miliar, dia juga memiliki salah satu tim sepak bola Inggris. Sebagian hartanya lagi diperoleh dari sahamnya di salah satu perusahaan judi dan dividen yang diperoleh dari perusahaan judi itu selama lebih dari 13 tahun beroperasi.
3. Aerin Lauder Zinterhofer

Jumlah kekayaan yang dimilikinya US$1,1 miliar, sebagian diperolehnya dari warisan. Dia masuk ke dalam daftar miliader dunia setelah penjualan Estee Lauder, perusahaan kosmetik yang didirikan almarhumah neneknya, melonjak hingga US$100 miliar.

Putri sulung dari seorang dermawan dan pemimpin kongres Yahudi dunia, Ronald Lauder, sekarang memimpin perusahaan yang bergerak di bidang lifestyle itu.

Pada 2012 dia meluncurkan make-up, kemudian merambah ke parfum, aksesoris, perhiasan dan dekorasi rumah.
4. Jane Lauder
Jumlah kekayaan yang dimilikinya US$1,15 miliar, sebagian ia dapatkan dari warisan. Cucu dari legendaris pemilik perusahaan kosmetik terkenal Estee Lauder ini, menjadi miliarder perempuan termuda di Amerika Serikat. Dia masuk ke dalam daftar setelah mengambil alih saham dari perusahaan raksasa keluarganya.

Pada April tahun lalu, Lauder mengambil alih Clinique, perawatan kulit yang identik berada di mall, ini adalah salah satu dari 30 perusahaan di bawah payung Estee Lauder.

Pada 1996, setelah lulus dari Stanford University, dia bergabung di perusahaan milik neneknya. Dia menjalankan perusahaan yang menghasilkan produk make-up.

Dia kemudian menggantikan posisi ayahnya. Suaminya, Kevin Warsh, juga lulusan Stanford University. Suaminya juga menjadi anggota Federal Reserve Board termuda. Pasangan ini tinggal di Manhattan.

Selasa, 04 Maret 2014

Exciting Updates Equidate: The marketplace for startup equity.





We’re extremely excited to have you as a part of our growing community. The response we’ve received over the last month has been overwhelming. You might have seen us in Forbes this past weekend!

What we've been up to:
  • We’ve been busy polishing our platform and legal infrastructure. We want to make sure the process is secure and seamless as our transaction volume ramps up.
     
  • We’ve been gradually on-boarding shareholders and investors. Those of you who have seen our platform have gotten a taste of what’s in store. We’re excited to open up the marketplace to all of you soon!
     
  • We’re in the middle of wrapping up a financing round. More news to come on this front.
Millions of dollars worth of stock have now been listed on our platform, from shareholders at companies including Dropbox, Airbnb, SecondMarket, Evernote, Chartboost, SurveyMonkey, BitTorrent, Addepar, Drchrono, and 23andMe, to list a few.

Over the last month you’ve referred thousands of new members to our community. Thank you so much for your support. In case you’ve lost your referral link: http://www.equidateinc.com/?r=XXBGP0. Share this via Facebook, Twitter, or email - you earn $1000 towards future transactions when someone you refer completes a transaction! (void where prohibited by law)

We’re going to keep you updated with a new monthly newsletter. Meanwhile, please feel free to reach out to us directly if you have any questions. We’re always happy to chat with you!

Best,

Sohail, Samvit, Gil, & Andrea