Rabu, 29 Januari 2014

Mengelola Uang Ala Keturunan Tionghoa

Sekitar 7 dari 10 orang terkaya di Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Filipina adalah keturunan Tionghoa. Tentu kesuksesan mereka tak lepas dari latar belakang budayanya.

Di saat Tahun Baru Cina ini, mari melongok nilai positif dari Kebudayaan Tionghoa, khususnya terkait pengelolaan uang. Apa yang membuat mereka sukses?

Saya yang bukan keturunan Tionghoa, banyak bergaul dengan mereka. Terutama saat di perguruan tinggi. Satu dari banyak rekan Tionghoa saya adalah pemilik perusahaan furnitur besar di Indonesia. Dari dia, saya banyak belajar budaya Tionghoa yang ia terapkan dalam bisnis dan mengelola uang.

Tak bisa dimungkiri, keturunan Tionghoa  yang sukses secara finansial memiliki beberapa prinsip dasar yang dipegang teguh. Baik dari agama maupun budaya leluhur mereka, walaupun kebudayaan aslinya akan melebur dengan kebudayaan lokal di mana mereka tinggal.

Hemat dan cermat dalam mengelola uang
Banyak yang berpendapat keturunan Tionghoa pelit. Sebenarnya tidak seperti itu. Mereka cermat mengeluarkan uang. Kalau saya menganjurkan 10-20% pendapatan disisihkan untuk tabungan masa depan, keturunan Tionghoa mampu minimal 50%.

Teks Cina klasik Dao De Jing menyatakan, tiga harta terbesar yang dapat dimiliki adalah cinta, berhemat, dan kemurahan hati. Berhemat merupakan bagian integral dari budaya Tionghoa. Materi seperti mobil atau rumah mewah tak mampu membuat mereka merasa nyaman secara finansial. Tapi, jumlah rekening tambun yang membuatnya merasa aman.

Takut Akan Ketidakpastian di Masa Depan
Ketika banyak masyarakat memilih hidup hanya untuk saat ini, orang Tionghoa justru takut terhadap ketidakpastian masa depan. Mereka berusaha menyambut kehidupan di kemudian hari dengan persiapan yang baik.

Hal ini berasal dari nilai Konghucu: "Di masa damai bersiaplah untuk perang”. Prinsip ini  kemudian diletakkan dalam perspektif untuk selalu bersiap-siap akan datangnya masa sulit, bahkan pada saat hidup berlimpah harta.

Mengerti Cara Membuat Uang Tumbuh
Menjadi masyarakat yang sangat gemar menabung menjadikan keturunan Tionghoa faham bagaimana cara membuat uang bekerja untuk mereka. Mereka tahu, menabung saja tidak membuat mereka sukses secara finansial.

Karena itu, mereka lebih senang berbisnis. Kalaupun bekerja, keturunan Tionghoa akan mencari produk keuangan yang memberikan imbal hasil paling besar. Mereka sadar, beda 0,5% saja akan memberi pengaruh besar dalam membentuk kekayaan secara jangka panjang.

Mengejar Jumlah
Kebanyakan keturunan Tionghoa tidak berbisnis yang canggih. Namun, yang dibutuhkan banyak orang. Bagi mereka, pada awalnya, prinsip yang dipegang adalah lebih baik cuan (untung) sedikit tetapi sering daripada untung besar namun hanya sekali.

Mereka juga menyadari untuk memiliki sumber pemasukan sebanyak mungkin dan pengeluaran seminim mungkin. Pebisnis Tionghoa akan terus mengembangkan bisnisnya pada berbagai instrumen sehingga memiliki multi income.

Tidak Berutang
Keturunan Tionghoa bangga untuk menjadi bebas utang.  Bagi mereka, meminjam uang dari teman atau bahkan kerabat adalah opsi terakhir dari masalah finansial.

Mereka malu berutang.  Bila tak bisa dihindari, mereka berusaha melunasinya segera. Kegagalan memenuhi kewajiban justru lebih memalukan. Mereka tidak akan berani menodai nama baik.

Tidak tabu membicarakan uang
Keturunan Tionghoa terbuka mengenai kondisi finansial. Mengungkapkan gaji atau pendapatan bukanlah sesuatu hal yang tabu. Bahkan bisa menjadi bahan pembicaraan di saat Anda baru saling mengenal.

Bukan tidak sopan. Namun, untuk menilai lebih jauh bagaimana seseorang hidup dengan suatu pendapatan dan pada akhirnya tahu siapa yang harus dibantu.

Selalu Menawar untuk Mendapat Nilai Terbaik
Di negara maju, saat kita menawar sering kali dianggap pelit. Di Cina, tawar-menawar adalah cara hidup. Jika Anda pernah mengunjungi negara tersebut dan masuk toko, sebaiknya tawar harga awal hingga 50-70%.

Walaupun belakangan ini banyak yang menerapkan "tidak ada tawar-menawar ", Anda tetap masih akan menemukan vendor lain yang bersedia negosiasi. Hal ini dilakukan demi mendapatkan harga terbaik dari barang yang ingin mereka miliki.

Memberi yang Terbaik Untuk Orang Tua dan Guru
Satu hal yang paling saya kagumi dari banyak keturunan Tionghoa adalah penghormatan terhadap orang tua dan guru karena dianggap berjasa. Tidak ada tawar-menawar untuk memberikan yang terbaik kepada mereka. Diyakini, berbakti kepada orang tua dan guru akan memberikan kedamaian dan kehidupan yang lebih baik.

Nah, jika kita ingin sukses, perbanyaklah belajar dari keberhasilan orang lain. Sepanjang tidak merugikan orang dan mendatangkan manfaat, mengapa tidak?

To Serenity,



undefined
Dwita Ariani, MM, RFA, RIFATwitter: @BundaWita
Financial educator dari Zelts Consulting

Selasa, 28 Januari 2014

Siapa Mesin Pencetak Uang Kekayaan Lo Kheng Hong?

Oleh Fiki Ariyanti

Posted: 29/11/2013 09:03
Siapa Mesin Pencetak Uang Kekayaan Lo Kheng Hong?
Liputan6.com, Jakarta : Salah satu investor kakap individu di pasar modal, Lo Kheng Hong menyebut perusahaan publik (emiten) merupakan mesin pencetak uang bagi 'Warren Buffet' asal Indonesia itu. Tak heran jika dia bisa mengantongi triliunan rupiah cukup dengan bermain saham.
"Bagi saya perusahaan publik yang punya untung besar adalah mesin pencetak uang. Apalagi kalau setiap tahun potensi investasi saham semakin besar, maka semakin cepat emiten itu mencetak uang," ujar dia di Jakarta, seperti ditulis Jumat (29/11/2013).
Hong menyebut dirinya sebagai investor value karena Bapak Investasi ini kerap berhitung secara detail mengenai nilai saham sebuah perusahaan sebelum menanamkan modalnya. Hal tersebut dilakukan agar dia dapat memperoleh keuntungan maksimal.
"Saya selalu menghitung harga saham, jumlah saham maupun nilai intrinsik saham dari perusahaan publik. Menghitungnya harus hati-hati karena kalau salah harga maka tidak akan mendapatkan keuntungan dari situ," jelasnya.
Mengutip pernyataan miliarder dunia Warren Buffet, dia mengatakan, enam jam waktu pengusaha investasi asal AS itu digunakan untuk membaca dan dua jam untuk menelepon.
Sedangkan sisanya dipakai untuk berpikir. "Jika kita bisa seperti itu, maka kita akan dekat dengan kekayaan," tutur Hong.
Hong salah satunya berinvestasi pada perusahaan pakan ternak, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dengan harga saham yang masih berada di level Rp 800 per lembar.
"Saya tidak punya kantor. Setiap pagi, siang, sore dan malam, saya duduk di taman mengumpulkan berita-berita soal emiten, menggunting dan mem-filling artikel-artikel tersebut serta memelototi laporan keuangan perusahaan publik," tandas dia. (Fik/Nrm)

loading comment box

Kamis, 23 Januari 2014

Mengintip saham pilihan para jawara

SAHAM PILIHAN



Mengintip saham pilihan para jawara
JAKARTA. Belakangan ini pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung menurun. Pergerakan IHSG terombang-ambing sentimen inflasi tinggi di dalam negeri dan arus uang global. Akhir pekan lalu (26/7), IHSG turun ke 4.658,87 (-0,33%).
Apapun kondisi bursa bukan menjadi penghalang bagi para jawara investasi saham untuk tetap mengais peluang. Sjambiri Lioe, seorang investor sekaligus Direksi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), menyarankan para investor tidak panik saat pasar bearish. Jangan sampai memasang posisi jual dan keluar penuh dari pasar saham.
Menurut dia, kondisi seperti sekarang justru harus dimanfaatkan untuk mengoleksi saham-saham berfundamental baik. Sebagai investor konservatif, ia mengaku lebih suka bermain aman dengan menambah portofolio saham-saham seperti BBRI, WSKT, dan PGAS. "Alasan saya sederhana, emiten BUMN diawasi banyak pihak dan pembagian dividennya jelas," tuturnya, Minggu (28/7).
Prinsip yang sama juga ditempuh Soeratman Doerachman, seorang investor saham kawakan. Sepanjang semester I 2013, dia mengaku menambah koleksi saham JSMR, PGAS, dan KLBF. Alasan dia: saham-saham tersebut memiliki fundamental bagus, kurang pesaing, dan labanya meningkat.
Aksi menambah isi portofolio ketika bursa melandai juga diambil Prodjo Sunarjanto Sekar Pantjawati. Investor saham yang kebetulan menduduki kursi Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) ini terus menambah saham sektor konsumer, khususnya sektor ritel dan bahan makanan. Bagi dia, saham sektor ini tahan banting. Saham yang dia hindari adalah saham sektor komoditas.
Lain lagi cerita Lo Kheng Hong, investor saham kawakan yang lain. Ia tidak mau mengikuti arus. Sebagai investor agresif, Kheng Hong ogah melirik saham-saham blue chips yang menjadi favorit kalangan komunitas pasar modal.
Valuasi saham favorit biasanya sudah mahal. Pada saham-saham yang mahal, menurut dia, risiko investasi justru meningkat. Ketika saham itu tertekan sentimen negatif, harga akan jatuh dan investor merugi.
Selama semester I 2013 Kheng Hong mengaku memperbanyak koleksi saham sektor yang sedang terpuruk, seperti sektor komoditas. Saat ini, harga saham-saham tersebut murah karena sedang dijauhi orang. Berinvestasi di saham ini juga cenderung low risk karena harganya tergolong murah. "Saya sendiri memilih beli dan simpan sambil menunggu harga komoditas pulih," imbuhnya.

Selasa, 21 Januari 2014

$ 58.51 x 12, 3 juta lembar saham = lebih dari $ 1 Billion

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Operasional Facebook (COO) Sheryl Sanberg, kini menjadi wanita termuda di dunia yang memiliki kekayaan triliunan rupiah. Menyusul kenaikkan harga saham Facebook Inc. yang mencapai 58,51 dolar AS, Rabu 22 Januari 2013, kekayaan Sanberg meningkat hingga lebih dari 1 milliar dollar AS, lebih dari Rp 10 triliun.
COO perusahaan yang mengelola jaringan media sosial terpopuler di dunia ini memiliki 12,3 juta lembar saham perusahaan yang berkantor pusat di Menlo Park, California itu. Menurut Indeks Milioner Bloomberg, direktur berusia 44 tahun ini merupakan wanita termuda di dunia yang memiliki harta triliunan rupiah. 
"Apakah dia memang melakukan pekerjaan yang bernilai miliaran dolar? Saya tidak tahu," kata David Kirkpatrick, penulis buku "The Facebook Effect"
 yang menceritakan sejarah perusahaan itu. "Dia beruntung terdampar di perusahaan yang tepat."
Kekayaan Sanberg meningkat seiring perannya yang terus meningkat di kancah global. Kepala staf mantan Menteri Keuangan Amerika Serikat Lawrence Summer ini merupakan salah satu donatur Presiden Barack Obama. Dia direkrut dari Google pada 2008, dan menjadi wanita bergaji terbesar nomor tiga di dunia setelah Direktur Keuangan Oracle.inc Safra A. Catz dan Direktur Investasi dan Direktur Operasional Capital Management Inc. Wellington J. Denahan-Norris.
"Dia bergabung dengan Google, pindah ke Facebook, menulis buku, kini dia mungkin akan masuk kancah politik dan berhasil," kata Kirkpatrick.
Juru bicara Facebook Elisabeth Diana menolak berkomentar. Pekan ini Sanberg akan hadir di pertemuan tahun Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
BLOOMBERG.COM | PHILIPUS PARERA

Sabtu, 18 Januari 2014

Kaya dari Pasar Modal


Jumat, 30 November 2012 | 11:32
Superinvestor Lo Kheng Hong (kiri) memberikan kiat berinvestasi saham kepada para investor, disaksikan Musisi Piyu (tengah) dan dipandu moderator yang juga Pemimpin Redaksi Investor Daily Primus Dorimulu (kanan) saat Seminar Sesi II Investor Success Story pada Investor Summit 2012 di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (28/11). Kegiatan temu pelaku pasar modal yang diselenggarakan Bapepam-LK, BEI, KPEI, dan KSEI ini melibatkan 24 emiten, di antaranya menghadirkan investor yang sukses berinvestasi. Foto: Investor Daily/GAGARIN Superinvestor Lo Kheng Hong (kiri) memberikan kiat berinvestasi saham kepada para investor, disaksikan Musisi Piyu (tengah) dan dipandu moderator yang juga Pemimpin Redaksi Investor Daily Primus Dorimulu (kanan) saat Seminar Sesi II Investor Success Story pada Investor Summit 2012 di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (28/11). Kegiatan temu pelaku pasar modal yang diselenggarakan Bapepam-LK, BEI, KPEI, dan KSEI ini melibatkan 24 emiten, di antaranya menghadirkan investor yang sukses berinvestasi. Foto: Investor Daily/GAGARIN


Pada akhir 2002, kapitalisasi pasar di BEJ baru sebesar Rp 267,5 triliun. Tidak salah bila Lo Keng Hong, seorang superinvestor Indonesia, menyebutkan bahwa kekayaan terbesar ada di pasar modal. Karena itu, barang siapa yang ingin kaya, ia menganjurkan untuk berinvestasi di pasar modal. Sayangnya, kekayaan yang melimpah tersebut belum banyak dinikmati oleh penduduk negeri ini. Saat ini, kepemilikan saham investor domestic baru sekitar 40,6%, sedangkan 59,4% dimiliki asing.

Kita prihatin jumlah investor domestic tidak bertambah signifikan. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mencatat, saat ini investor domestic hanya sekitar 0,2% dari 240 juta jiwa penduduk Indonesia. Dibandingkan negara lain, keterlibatan investor domestik Indonesia tertinggal jauh. Di Hong Kong dan Singapura, misalnya, 30% penduduknya telah menjadi investor di pasar modal.

Kekuatan investor domestik sangatlah penting bagi pengembangan pasar modal ke depan. Selain pemerataan kekayaan, kehadiran investor domestik yang kuat bisa menjadi benteng saat terjadi pembalikan modal (sudden reversal).

Kita tentu tidak menginginkan investor asing mendikte pasar modal dan perekonomian negeri ini. Ke depan, kita berharap investor domestik bisa menjadi penopang utama pasar modal negeri ini. Untuk itu, para pemangku kepentingan harus meyakinkan kepada masyarakat bahwa investasi di pasar modal sangatlah menguntungkan.

Kita harus bisa mengubah paradigma yang terlanjur berkembang bahwa investasi di bursa saham sangat berisiko. Masyarakat Indonesia bisa belajar dari pengalamanan Lo Keng Hong yang sukses mendulang kekayaan dari pasar modal. Mantan pegawai tata usaha sebuah bank itu telah merasakan betapa pasar modal benar-benar membalik kehidupannya 180 derajat.

Saat ini, Keng Hong mengelola sekitar 30 jenis saham. Selama 13 tahun, nilai sahamnya rata-rata meningkat lebih dari 1.500 kali. Alhasil, pasar modal telah mengubah kehidupan Keng Hong dari pegawai kecil menjadi orang yang banyak uang. Tak salah pula kalau orang menyebut Keng Hong sebagai Warren Buffett Indonesia.

Kisah sukses Keng Hong tentu bukan tanpa syarat. Untuk sukses mendulang uang di pasar modal, kita harus benar-benar siap menjadi investor sejati dan menjauhi perilaku spekulasi. Sebelum membeli saham, Keng Hong mencermati fundamental emiten, mulai dari laporan keuangan, kemampuan mencetak laba, hingga prospek usaha ke depan. Kredibilitas dan integritas manajemen juga menjadi bahan pertimbangan. Sebab, baik atau buruknya kinerja perusahaan banyak bergantung kepada kredibilitas manajemen.

Dengan memahami aspek fundamental emiten, Keng Hong benar-benar memilih saham pilihan. Ia konsisten membeli saham yang memang dipahami. Ia tidak pernah mau membeli ‘kucing dalam karung’. Untuk bisa sukses, investor juga harus bisa hidup hemat, sabar, dan disiplin dalam berinvestasi.

Filosofi investasi ini sangat penting mengingat fluktuasi harga saham seringkali sangat ekstrem. Kesabaran dan ketekunan itulah yang menjadi kunci sukses Lo Keng Hong memupuk asetnya hingga bernilai Rp 2,5 triliun. Selain pendekatan fundamental ala Warren Buffett, investor bisa masuk ke pasar modal dengan mengedepankan aspek teknikal. Gaya teknikal ini sangat cocok bagi investor yang bermental trader.

Bagaimanapun, kehadiran trader sangat penting untuk menghidupkan bursa saham. Untuk menjadi trader sukses, investor harus disiplin menjalankan target keuntungan. Investor tidak boleh rakus mengejar keuntungan. Sebab, kerakusan akan menjadi sumber malapetaka.

Sekali lagi, disiplin adalah kunci sukses para trader. Guna meningkatkan jumlah investor domestik, otoritas bursa harus terus menerus melakukan sosialisasi dan edukasi. Kita membutuhkan media informasi pasar modal yang mudah diakses publik. Otoritas bursa perlu memperbanyak pusat informasi pasar modal di luar Jakarta dan pojok-pojok bursa di kampus-kampus. Langkah ini sangat penting mengingat penghuni kampus merupakan masa depan investor negeri ini.

Untuk menarik minat masyarakat berinvestasi di pasar modal, Indonesia membutuhkan lebih banyak lagi perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa. Saat ini, Bursa Efek Indonesia baru menampung 454 emiten, jauh di bawah Malaysia yang memiliki sekitar 924 emiten dan India yang punya lebih dari 2.000 emiten. Dengan jumlah emiten yang banyak, investor memiliki beragam pilihan.

Kita berharap para investor tidak kapok untuk berinvestasi di pasar modal. Kegagalan hendaknya menjadi pemicu untuk belajar lebih giat demi mendulang untung. (*)

Kamis, 16 Januari 2014

Lo Kheng Hong: Saya Simpan Uang dengan Beli Saham

Headline
Lo Kheng Hong - (Foto:istimewa)
Oleh: Seno Tri Sulistiyono
pasarmodal - Kamis, 3 Oktober 2013 | 17:13 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Lo Kheng Hong, salah satu investor sukses di pasar saham memberikan beberapa trik jika ingin berinvestasi di pasar modal.

"Membeli saham saya melihat perusahaan tersebut, bukan dari faktor makro. Jadi saya melihat apakah perusahaan tersebut bisa berkembang ke depannya atau tidak," kata Lo Kheng Hong saat ditemui di gedung Kresna Tower di Jakarta, Kamis (3/10/2013). Hari ini dia mendapat tugas menjadi Duta Kresna oleh PT Kresna Graha Securindo Tbk (KREN).

Menurut dia, berinvestasi di pasar modal lebih menjanjikan keuntungannya dibandingkan menyimpan uangnya di bank yang memang memiliki resiko rendah.

"Saya simpan uang, sedikit demi sedikit. Saya tidak menyimpan uang saya di bank tetapi saya membeli saham yang saya pikir perusahaan tersebut akan maju ke depannya dan harga sahamnya akan naik," tutur dia.

Lo Kheng Hong merupakan mantan pegawai tata usaha di salah satu bank swasta di Indonesia. Dia mulai masuk ke dunia pasar modal sejak 1989. Pengalamannya berinvestasi di pasar modal membuat dia memperoleh keuntungan ratusan ribu persen. Saat ini memiliki aset triliunan rupiah dalam bentuk saham. [hid]

Selasa, 14 Januari 2014

Lo Kheng Hong dan BUMI

Anda mungkin sudah mengetahui bahwa pak Lo Kheng Hong, investor perorangan paling terkenal di Indonesia, saat ini sedang dalam posisi yang nyangkut parah di BUMI. Dan penulis sudah menerima cukup banyak email dari teman-teman yang menanyakan hal ini, karena pak LKH notabene salah satu mentor saya juga. Kebanyakan dari email tersebut bertanya apa alasan LKH membeli BUMI, namun ada juga yang cenderung mengkritik, dengan mengatakan bahwa LKH kali ini keliru besar telah membeli BUMI. Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang penulis bisa sampaikan, terkait apa yang penulis bisa pahami dari jalan pikiran seorang LKH, sehingga beliau akhirnya memutuskan untuk membeli BUMI. Here we go:

Pertama, LKH membeli BUMI, termasuk juga membeli beberapa saham-saham Bakrie lainnya, bukan karena ikut-ikutan apalagi karena memperoleh bisikan bandar, melainkan karena pertimbangannya sendiri, yang dibuat secara mendetail, hati-hati, dan menggunakan asumsi-asumsi yang konservatif. Bagi seorang value investor seperti beliau, pertimbangan utamanya selalu sederhana: Sebuah saham, entah itu saham perusahaan batubara atau lainnya, menjadi layak beli jika harganya jauh lebih rendah dibanding nilai riil/nilai intrinsik perusahaannya. BUMI pada harga 8,000, 5,000, atau 3,000 mungkin tidak menarik. Tapi bagaimana kalau 1,000? Nah, mungkin ceritanya baru berbeda. Tapi setelah dibeli di harga 1,000, selanjutnya dia malah turun lagi sampai 300, gimana tuh? Ya biarin aja. Pada tahun 1972, Warren Buffett pernah membeli saham The Washington Post pada harga tertentu yang ia anggap sudah sangat terdiskon. Namun bukannya naik, setahun kemudian saham tersebut malah anjlok hingga lebih dari separuhnya, but still, Buffett tetap meng-hold-nya. Hingga akhirnya, sekitar dua belas tahun kemudian, saham The Washington Post naik dua puluh lima kali lipat! Kemungkinan LKH juga belajar dari pengalaman Buffett tersebut, dimana beliau tidak peduli meski harus menunggu selama dua belas tahun sekalipun, termasuk harus nyangkut gila-gilaan, asalkan pada akhirnya bisa memperoleh keuntungan sebesar sekian kali lipat, dan bukan lagi sekedar sepuluh atau dua puluh persen.

Sekedar catatan, LKH nggak pernah bilang beliau beli BUMI di average berapa, tapi kemungkinan sekitar 1,000-an. Dan jika average beliau memang di 1,000-an, maka di harga itulah beliau menganggap bahwa BUMI ini cukup murah, namun harap catat pula bahwa anggapan tersebut tentunya bisa saja keliru. LKH sendiri pernah bilang ke saya bahwa dia juga bukannya nggak bisa salah dalam memilih saham.

Kedua, LKH membeli BUMI bukan ketika saham ini sedang populer-populernya, melainkan justru ketika ia kehilangan gelarnya sebagai saham sejuta umat, sekitar akhir tahun 2012 lalu, termasuk ketika semua orang (pada akhirnya) menganggap bahwa saham-saham Bakrie itu sampah. Hal ini juga sejalan dengan apa yang dicontohkan oleh Buffet. Tahun 1964, saham American Express (AXP) jatuh berantakan setelah perusahaan tersangkut sebuah skandal yang menyebabkannya merugi sekitar US$ 150 juta, atau sekitar US$ 1 milyar pada saat ini. Yap, ketika itu AXP tidak sekedar jatuh sahamnya, melainkan perusahannya juga merugi dan AXP seketika berubah status dari saham pujaan para investor, menjadi sebuah saham yang mewakili sebuah perusahaan yang diprediksi bakal segera bangkrut. But you know what? Ketika AXP sudah turun sampai pada harga tertentu, justru ketika itulah Buffett masuk secara besar-besaran! Sudah tentu, AXP tidak langsung naik, melainkan sempat juga melanjutkan penurunannya. Namun pada akhirnya dia naik juga, dan AXP kemudian menjadi salah satu saham paling sukses di portofolio Berkshire Hathaway, hingga saat ini.

Dan jika anda perhatikan, perilaku value investor itu memang begitu: Dia masuk justru ketika orang lain keluar. Dia membeli saham bagus yang orang lain menganggapnya sampah, dan dia menyukai saham-saham yang justru tak seorangpun mau menyentuhnya. Tapi percaya atau tidak, justru strategi ‘kontrarian’ seperti inilah yang terbukti sukses bagi banyak investor kenamaan, termasuk LKH itu sendiri.

Nah, dalam hal ini penulis tidak mengatakan bahwa BUMI pada akhirnya akan naik juga, karena kita nggak akan tahu soal itu. Namun jika dibandingkan dengan Berlian Laju Tanker (BLTA), misalnya, yang perusahaannya memang bermasalah dengan hutang-hutangnya sehingga harus melego aset-asetnya, bahkan memang nyaris bangkrut (atau memang sudah?), atau jika dibanding Dayaindo Resources (KARK), maka BUMI ini masih beroperasi dengan normal sampai sekarang, termasuk produksi batubaranya masih meningkat terus. Yap, di laporan keuangannya, BUMI memang tampak amat sangat buruk dengan posisi ekuitas yang bahkan sudah minus, alias defisiensi modal (jumlah utangnya sudah lebih besar dibanding total aset perusahaan). Tapi faktanya di lapangan, perusahaan masih beroperasi dengan normal, dan tidak ada masalah apapun juga dengan para kreditor, sehingga bisa jadi justru laporan keuangannya-lah, yang dengan sengaja dibuat agar tampak jelek. Kemungkinan hal inilah yang dilihat oleh pak LKH.

Terakhir, ketiga, masalah terbesar di BUMI tentu saja terletak di manajemennya, dalam hal ini Grup Bakrie, yang tidak pernah fair terhadap investor publik. However, posisi LKH sebagai investor besar menyebabkannya berbeda dengan investor ritel biasa. Jika mau, LKH juga bisa saja mengajukan diri sebagai komisaris perusahaan, meski itu tidak beliau lakukan. Jadi dalam hal ini faktor valuasi lebih diperhatikan oleh LKH ketimbang faktor manajemen, karena tidak seperti investor ritel pada umumnya, ia berada dalam posisi yang memungkinkannya untuk turut aktif dalam menentukan arah kebijakan perusahaan. LKH juga berkawan baik dengan Samin Tan dan beberapa petinggi BUMI, dan penulis kira jika kita sudah sampai pada posisi ‘ring satu’ seperti itu, maka mau saham yang bersangkutan jatuh sampai gocap sekalipun gak akan jadi masalah, selama kita bisa melihat bahwa partner-partner kita di perusahaan masih bersedia untuk bekerja sama dalam mengelola perusahaan, dan perusahaannya sendiri memang masih berjalan tanpa ada masalah berarti.

Pada akhirnya, penulis sendiri sampai detik ini tetap tidak berminat untuk masuk ke BUMI. Alasannya pertama, karena saya sudah punya planning investasi sendiri, dan kedua, penulis tidak memiliki cukup aset untuk bisa mengajak Nirwan Bakrie makan siang, sehingga dalam hal ini posisi penulis, dan mungkin juga anda, berbeda dengan LKH. Sementara soal apakah BUMI memang sudah murah dan layak investasi pada harganya saat ini, itu kita tidak tahu karena BUMI sangat sulit untuk dipelajari kalau berdasarkan laporan keuangannya semata, tapi yang jelas membeli BUMI di harga 300 tentu lebih murah ketimbang membelinya di harga 8,000 bukan?

Dan faktanya hingga saat ini LKH masih dalam posisi meng-hold BUMI, sehingga ia tidak atau belum menganggap bahwa keputusannya keliru bahkan meski saham BUMI itu sendiri sudah turun sangat dalam. Sekedar catatan, bagi investor yang sudah terlanjur dikenal oleh banyak orang seperti LKH, tekanan psikologis yang dialami seringkali tidak hanya ketika saham yang dipegangnya turun, namun juga karena adanya banyak kritikan atau bahkan hujatan dari investor-investor lainnya. Namun toh, LKH tetap tidak bergeming, dan penulis kira kekuatan mental seperti inilah, sekali lagi, yang menjadikan LKH besar seperti sekarang.

Jika anda punya pendapat tersendiri tentang 'mantan saham sejuta umat' ini, anda bisa menyampaikannya melalui kolom komentar dibawah.

NB: Bagi anda yang tinggal di Surabaya dan sekitarnya, penulis menyelenggarakan seminar edukasi saham dengan tema Value Investing for Beginners, pada hari Sabtu, tanggal 25 Januari 2013. Keterangan selengkapnya klik disini.

 sumber:  Analisa Saham Independen

Lo Kheng Hong punya saham PTRO Rp 90,74 miliar

Lo Keng Hong; Saya baru mengoleksi saham PTRO




 Oleh Yuwono Triatmodjo – Senin, 30 Desember 2013 | 07:30 WIB
kontan
JAKARTA. Investor kawakan, Lo Kheng Hong, ternyata mendekap saham PT Petrosea Tbk (PTRO) lumayan besar. Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 24 Desember yang dirilis dalam situs Bursa Efek Indonesia Jumat (27/12), mencatat Lo Kheng Hong menguasai 77.557.000 saham PTRO.
Jumlah tersebut setara 7,69% dari total saham PTRO yang ditempatkan dan disetor penuh. Pada penutupan perdagangan Jumat, harga saham PTRO berada di posisi Rp 1.170 per saham. Jika mengacu pada harga tersebut, maka total nilai investasi Lo Kheng Hong mencapai angka Rp 90,74 miliar.
Sebagai catatan, kinerja keuangan PTRO per September 2013 memang kurang menggembirakan. Pendapatannya turun 5,62% year on year (yoy) menjadi US$ 271,97 juta, dari sebelumnya US$ 288,15 juta. Sementara laba bersih PTRO tergerus dari US$ 36,63 juta menjadi US$ 16,54 juta.
Namun hal tersebut ditangkap LO Kheng Hong justru sebagai sebuah peluang. "Dengan laba per September 2013 yang turun 56%, PER PTRO kini sekitar 4,53 kali. Kalau kinerjanya pulih kembali, PER-nya tentu akan semakin murah," tutur Lo Kheng Hong. Bukan itu saja, rasio harga berbanding nilai buku alias price to book value ratio (PBV) PTRO juga hanya 0,51 kali.

Tak hanya bicara soal valuasi, Lo Kheng Hong juga memberikan perhatian lebih pada tata kelola perusahaan yang baik. "Kalau saya lihat secara kualitatif, pemilik mayoritas saham Petrosea adalah orang baik yang bisa dipercaya. selama ini mereka belum pernah melakukan transaski afiliasi yang umumnya sangat merugikan pemegang saham minoritas," terangnya. Saat ini, INDY menguasai saham PTRO dengan porsi kepemilikan sebanyak 69,80%

Minggu, 12 Januari 2014

LO KHENG HONG : ANDA INVESTOR ? INI PELUANG !

Kontan 14 Juni 13. Bagi investor pasar modal seperti saya yang berpegang pada valuasi fundamental, tekanan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seperti sekarang ini bukan menjadi persoalan besar. Sebab, setiap saat, saya akan terus membeli saham-saham berfundamental bagus dengan harga yang masih murah.
Kalau ditanya apakah saat ini adalah saat yang tepat untuk melakukan pembelian secara agresif? Saya hanya bisa bilang, setiap saat, saya terus akan membeli, tidak peduli indeks sedang turun atau naik. Namun, dengan penurunan indeks, gain yang bisa saya peroleh tentu saja semakin besar.
Saya tidak tahu sampai level mana IHSG akan terus tertekan, serta kapan dan dimana posisi indeks selanjutnya. Semua itu misteri  dan tidak ada yang bisa memprediksinya.
Saya pun tidak bisa memprediksi indeks. Yang saya bisa lakukan hanya menilai apakah sebuah saham bagus atau tidak. Namun itu pun belum cukup, karena kita harus tahu betul, apakah sang pengelola perusahaan tersebut jujur dan profesional atau tidak.
Itu sebabnya, tidak ada alasan bagi investor pasar modal panik ketika indeks jeblok, karena mereka seharusnya tahu valuasi riil portofolionya. Sungguh salah jika si investor tidak tahu valuasi saham yang dia pegang. Ibarat membeli kucing dalam karung, dia justru ikut-ikutan cut loss saat indeks sedang anjlok karena takut investasinya terpuruk.
Saat ini, saya tertarik saham-saham di sektor yang tengah dijauhi pasar, seperti misalnya, pertambangan batubara dan perkebunan. Secara historis, kinerja mereka bagus. Dan karena saat ini harganya sangat murah, keuntungan yang akan kita peroleh ketika kondisi ekonomi global pulih dan berbalik arah, akan menjadi sangat luar biasa.
Pesan saya, penurunan harga adalah kesempatan emas. Investor bisa mendapatkan saham yang bagus dan murah.


Smart Investor Indonesia

Berikut  daftar 10 Pemain Lokal Fenomenal
 
 1. Eddy Kusnadi Sariaatmadja (Owner EMTK,SCMA)
 2. Hary Tanoesoedibjo (Group MNC)
 3. James Riady (Group Lippo)
 4. Vitjongtius (Sun Tzu di belakang group Kalbe)
 5. Benny Wirawansa (DOID, BTEK)
 6. Edy Sumarno (DOID, PBRX)
 7. Heru Hidayat (PLAS)
 8.
Lo Kheng Hong (AMAG, GJTL, MBAI)
 9. Benny Tjokrosaputro (RAJA)
 10.Surono Subekti (MICE)

Daftar Sekuritas Indonesia


 
No.IdNama AnggotaKet
1hgABN AMRO ASIA SECURITIES INDONESIAD
2ppALDIRACITA CORPOTAMAD
3yoAMANTARA SECURITIESD
4fsAMCAPITAL INDONESIAD
5bjANDALAN ARTHA ADVISINDO SEKURITASD
6atANEKA ARTHANUSA SEKURINDOD
7syANTABOGA DELTA SEKURITAS INDONESIAD
8idANUGERAH SECURINDO INDAHD
9shARTHA SECURITIES INDONESIAD
10kcASIA KAPITALINDO SECURITIES TBK.D
11ipASJAYA INDOSURYA SECURITIESD
12dxBAHANA SECURITIESD
13poBALI SECURITIESD
14bpBAPINDO BUMI SEKURITASD
15bzBATAVIA PROSPERINDO SEKURITASD
16epBHAKTI SECURITIESD
17arBINA ARTHA PARAMAD
18niBNI SECURITIESD
19bwBNP PARIBAS SECURITIES INDONESIAD
20hkBRENT SECURITIESD
21rfBUANA CAPITALD
22zrBUMIPUTERA CAPITAL INDONESIAD
23yuCIMB-GK SECURITIES INDONESIAD
24kiCIPTADANA SECURITIESD
25TACITI PACIFIC SECURITIESD
26xaCLEMONT SECURITIES INDONESIAD
27kzCLSA INDONESIAD
28CSCREDIT SUISSE SECURITIES INDONESIAF
29odDANAREKSA SEKURITASD
30pfDANASAKTI SECURITIESD
31iiDANATAMA MAKMURD
32bqDANPAC SEKURITASD
33dpDBS VICKERS SECURITIES INDONESIAD
34DBDEUTSCHE SECURITIES INDONESIAF
35txDHANAWIBAWA ARTHA CEMERLANGD
36sqDINAMIKA USAHAJAYAD
37dsDINAR SEKURITASD
38agDONGSUH SECURITIESD
39tsDWIDANA SAKTI SEKURINDOD
40piE-CAPITAL SECURITIESD
41esEKOKAPITAL SEKURITASD
42bsEQUITY SECURITIES INDONESIAD
43aoERDIKHA ELITD
44ypETRADING SECURITIESD
45sdEUROCAPITAL PEREGRINE SECURITIESD
46elEVERGREEN CAPITALD
47ayFINANCORPINDO NUSAD
48afHARITA KENCANA SECURITIESD
49hdHD CAPITAL TbkD
50hpHENAN PUTIHRAID
51gwHSBC SECURITIES INDONESIAD
52pdINDO PREMIER SECURITIESD
53bdINDOMITRA SECURITIESD
54iuINOVASI UTAMA SEKURINDOD
55bfINTIFIKASA SECURINDOD
56itINTITELADAN ARTHASWADAYAD
57inINVESTINDO NUSANTARA SEKURITASD
58bkJ.P MORGAN SECURITIES INDONESIAF
59fmJJ NAB CAPITAL TBK.D
60adKAPITA SEKURINDOD
61ybKAPITALINDO UTAMAD
62zpKIM ENG SEKURITASD
63ksKRESNA GRAHA SEKURINDO TBK.D
64faKUO CAPITAL RAHARJAD
65yjLAUTANDHANA SECURINDOD
66rxMACQUARIE CAPITAL SECURITIES INDONESIAD
67kwMADANI SECURITIESD
68xlMAHAKARYA ARTHASECURITIESD
69mkMAHANUSA SECURITIESD
70giMAHASTRA CAPITAL INDONESIAD
71ddMAKINDO SECURITIESD
72ahMAKINTA SECURITIESD
73ccMANDIRI SEKURITASD
74dmMASINDO ARTHA SECURITIESD
75cdMEGA CAPITAL INDONESIAD
76foMENTARI SECURINDOD
77mlMERRILL LYNCH INDONESIAD
78smMILLENIUM DANATAMA SEKURITASD
79rgMILLENNIUM ATLANTIC SECURITIESD
80MUMINNA PADI INVESTAMAD
81lhNC SECURITIESD
82okNET SEKURITASD
83rbNIKKO SECURITIES INDONESIAD
84roNISP SEKURITASD
85fgNOMURA INDONESIAD
86drNUSADANA CAPITAL INDONESIAD
87cmOPTIMA KHARYA CAPITAL SECURITIESD
88bmOVERSEAS SECURITIESD
89apPACIFIC CAPITALD
90ihPACIFIC DUARIBU INVESTINDOD
91pgPANCA GLOBAL SECURITIES TBK.D
92pcPANIN CAPITALD
93grPANIN SEKURITAS TBK.D
94psPARAMITRA ALFA SEKURITASD
95kkPHILLIP SECURITIES INDONESIAF
96pkPRATAMA CAPITAL INDONESIAD
97xcPRIMASIA SECURITIESD
98qaPRIME CAPITAL SECURITIESD
99lkRECAPITAL SECURITIESD
100duREDIALINDO MANDIRID
101lsRELIANCE SECURITIES TBK.D
102ifSAMUEL SEKURITAS INDONESIAD
103spSARIJAYA PERMANA SEKURITASD
104gaSEKURITAS INDO PASIFIK INVESTASID
105mgSEMESTA INDOVESTD
106scSENNI CAHAYAD
107dhSINARMAS SEKURITASD
108azSUCORINVEST CENTRAL GANID
109ssSUPRA SECURINVESTD
110wwSUPRASURYA DANAWAN SEKURITAS TBK.D
111dgTIGA PILAR SEKURITASD
112tpTRANSPACIFIC SECURINDOD
113lgTRIMEGAH SECURITIES TBK.D
114brTRUST SECURITIESD
115akUBS SECURITIES INDONESIAF
116tfUNIVERSAL BROKER INDONESIAF
117aiUOB KAY HIAN SECURITIESD
118cpVALBURY ASIA SECURITIESD
119miVICTORIA SEKURITASD
120anWANTEG SECURINDOD
121fzWATERFRONT SECURITIES INDONESIAD
122rsYULIE SEKURINDO TBK.D